Nyenye : [Chapter 1] Hello!

Hi guys! I'm here with my newest post, or our new project titled Nyenye as I said on my older post. This is the first part of Nyenye, and it was made by Via and I'm going to make the 2nd chapter. I hope it's gonna be published soon! :) Wish me luck, okay?

And here we go :D

***

Chapter 1
Hello!

*Becky Shue's Point of View*

Bagaimana kabar kalian bila kalian hidup di bawah tekanan hidup yang sangat kuat?

Apa yang akan kalian lakukan?

Sebenarnya, tekanan  hidup yang aku bicarakan saat ini bisa dikatakan cukup klise atau klasik, um, anggaplah mainstream bagi kehidupan remaja di Sekolah Menengah Pertama. Jelas saja, karena aku akan sedikit berbagi kepada kalian mengenai tekanan hidup yang dialami oleh teman sekelasku di asrama. Ini nyata, jadi aku percaya diri saja untuk menuliskan kata 'mainstream'.

Tekanannya tekannya biasa, kok. Paling masalah percintaan, pertemanan, persahabatan, pelajaran, konfik batin dan hal-hal sejenisnya. Pasti di tempat tinggal kalian atau mungkin di sekolah kalian juga mendapati hal-hal seperti yang sudah kusebutkan tadi. Iya, memang mainstream.

Setiap melihat temanku yang seperti tidak memiliki gairah hidup itu, aku jadi merasa kasihan. Bagaimana tidak, dia selalu saja menjadi orang ketiga atau obat nyamuk diantara sahabatnya, menjadi bahan bully-an para perempuan, dan mangsa yang menggiurkan bagi penggemarnya yang mengalami tingkat kealay-an melebihi ambang batas.
Dia adalah Nye Nye.
Sebenarnya nama aslinya bukan Nye Nye. Namun berhubung nama lengkapnya terlalu lengkap, maka kami -aku dan teman-temanku- sepakat memanggilnya Nye Nye, diambil dari kata Nyepi karena dia selalu kesepian. Pada awalnya memang ia tidak terima, namun karena ancaman kami untuk selalu menerornya melalui penggemar beratnya, akhirnya Nye Nye pasrah juga.
Mengapa demikian? Sedikit bercerita, Nye Nye sangat anti dengan yang namanya orang lebay atau alay, terlebih kalau lebay saat melihatnya. Hidupnya yang dulunya -sebelum masuk asrama- selalu kurang perhatian menjadikan dia terbiasa sendiri. Namun dengan datangnya penggemar berat yang suka fanboying di hadapannya, hidupnya tak akan pernah damai, sampai kapan pun.
Nye Nye berasal dari India, meski tidak sepenuhnya berdarah India. Pernah kami bertanya, sebenarnya dia itu orang mana, sih? Dengan panjang lebar dia menjawab kalau ia memiliki keturunan India, Inggris, Belanda, Indonesia, Cina, Hawaii, Vietnam, Aborigin, Etiopia, dan yang paling mendominasi dalam dirinya adalah India, sebab ayahnya seratus persen berasal dari keluarga orang India sedangkan  ibunya mendapatkan sembilan keturunan yang telah aku sebutkan tadi. Namun tetap, masih mendominasi suku India dibanding yang lain, karena nasibnya juga sama seperti Nye Nye. 
Remaja sok tangguh dalam kekelaman alias Nye-Nye lahir dan dibesarkan di Belanda dan sangat sering pindah ke Amerika kalau misal waduk buatan di Belanda meluap dan membanjiri rumahnya. Ia menghabiskan masa sekolah dasarnya di Belanda dan  melanjutkan Sekolah Menengah Pertama bersama kami di asrama yang terletak di salah satu pulau milik swasta yang terpencil, International Academy Boarding School, sering disingkat IAB. Bukan aib.

Sebenarnya terlalu jauh kalau harus pindah ke Amerika. Tapi mau bagimana lagi, hanya keluarga Gareth di Amerika yang mau menyediakan tempatnya untuk keluarga Nye Nye. Ah ya, ayah Gareth itu sahabat karib dari orang tua Nye Nye, dan mereka juga bersahabat dan sama-sama bersekolah di IAB.
Cukup banyak atau  mungkin dapat kuganti dengan kata banyak sekali kejadian menyesakkan yang harus dihadapi oleh Nye Nye. Sebenarnya, sih, kejadian yang menyenangkan juga didapatkan oleh teman jeniusku ini, namun setelah teman sekelasku yang lain melakukan survei mengenai tingkat kejadian menyenangkan dan menyedihkan yang dialami Nye Nye, kami memperoleh angka 10% untuk yang menyenangkan dan sisanya kau tahulah untuk yang mana. 
Menyedihkan memang, tetapi alangkah baiknya bila aku menceritakan kehidupannya. Siapa tahu ada yang senasib denganmu, Nye, kemudian mereka akan mengirimimu e-mail yang berisi ajakan pertemanan sesama manusia tak dianggap atau invisible -maafkan aku, Nye!-
Oh, iya! Lemme introduce my self and my friends!

Becky, Becky Shue. Sebenarnya nama asli yang diberikan oleh kedua orang tuaku adalah Bech Kynath Shue. Namun penyesalan datang setelah dua belas bulan aku dilahirkan di dunia, penyesalan dari kedua orang tuaku yang menyebabkan mereka mengganti dua kata pertama dalam namaku menjadi Becky.
Begini, begini, pada saat itu, ibuku telah usai menjalani operasi bedah gusi akibat dari giginya yang mendesak gigi yang lain dengan posisi horizontal. Ia berkata bahwa dirinya sangat merindukan aku yang bernotabene sebagai anak pertama. Padahal kami baru berpisah selama dua jam, loh. Seperti sudah lima tahun tak bertemu saja. 

Beliau menyanyikan lagu ciptaannya untukku.
Ba-ba-baby
My baby doll
My baby boo
Boooooo! Booooo!
My love
Bech is her first name
Kynath in the middle
And she is a Shue
Kurang lebih begitu syairnya.

Sampai baris kelima, Ibu masih mampu  menyanyikan dengan nyaman walau pipinya bengkak -efek operasi gusi-, namun saat menyebut namaku atau Bech, giginya menjadi linu dan tak mampu bernyanyi lagi karena sangat sakit. Namun tetap memaksa menyenandungkan kata Kynath, tapi sama saja. Justru bertambah sakit.

Nah, sejak saat itulah ibuku trauma untuk memanggil putrinya dengan nama Bech Kynath. Ia bersikeras untuk mengganti namaku di akta kelahiran. Nama Becky-lah yang terlintas dipikirannya saat itu.

Terdengar konyol, memang. Tetapi mau bagaimana lagi? 
Get closer to me!

Jika kalian melihatku, jangan heran kalau aku memiliki rambut berwarna putih. Ibuku dan ayahku yang sepenuhnya berasal dari Belanda, mewariskan seluruh white blonde mereka kepadaku. Banyak sih yang mengira bahwa aku sudah beruban atau memiliki kerusakan pigmen, namun ini adalah gen. Aku tegaskan itu, GEN!
Perlu kalian ketahui kalau aku dikatan sangat fashionable oleh hampir seluruh orang, dan aku pun mengakuinya. 

Lihat saja rambutku yang diberi sentuhan warna tosca dan aqua juga sepatuku yang tak akan pernah seragam dengan teman-teman yang lain -warna hitam atau putih-. 

Pada awalnya, pihak sekolah menegurku habis-habisan, namun karena aku mengancam mereka untuk mengadukan kepada orang tuaku yang berperan sebagai donatur -meski bukan donatur paling besar-, mereka mebebaskanku. Yay!

Bagaimana kehidupan sosial mediaku? 

Kata teman-teman, sih, aku sangat mengikuti berita-berita selebritis termasuk penyanyi. Ya bisa kalian katakan gosip, lah. Tapi semuanya yang aku tahu hanya ku gunakan untuk menambah informasi, kok, bukan untuk mencemooh idola orang lain. 
Um, aku memiliki delapan teman dari sembilan siswa yang belajar di IAB. Sedikit? Iya memang. Dibutuhkan intelektual dan keuangan yang luar biasa agar dapat menembus pagar besi setinggi enam meter di sekolah kami.

Teman-temanku, mereka adalah  Claire, Carlotta, Jeanne, Gareth, Loiz, Maureen, dan Lindsay, ditambah Nye Nye. Tidak ada yang sama diantara mereka semua.
Claire Millan, dia adalah temanku yang tampak normal, maksudku tidak terlalu feminim ataupun tomboy, bukan berarti dia menyukai sesama jenis atau anak kecil bahkan om-om. Aku bisa mendeskripsikannya secara runtut dari yang paling tampak pada dirinya sampai ke rahasia-rahasianya. Namun hal tersebut hanya akan menghabiskan tenagaku. 

Ia berasal dari Inggris dan tentunya sangat mengikuti bahkan mengidolakan ajang sepakbola yang selalu diadakan di Inggris.

Manchester jagoannya. Sehidup semati, dia akan terus mendukung setan merah tersebut dalam segala keadaan. Aku bingung, sih, mengapa ia mengidolakan setan? Huh..

Oh! Penampilannya terkesan normal hanya sampai bagian rok bawah. Bagimana seterusnya? Kalian akan mendapati kaus kaki yang tak ada rapi-rapinya sama sekali. Satu kaki ditarik memanjang hingga lutut dan yang lainnya dibiarkan merosot kebawah akibat melar karena digunakan untuk bermain sepak bola bersama Nye Nye.
Sesuatu yang khas pada Claire adalah jiwa pejuangnya. Mukanya saja, sih, bersahabat dan kalem, tapi kalau mulai dipancing dengan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani dan pikirannya, Claire langsung menjelma menjadi singa betina yang baru saja melahirkan anaknya lalu anaknya akan disantap oleh ayahnya sendiri. Tak tahu tempat, tak tahu suasana, tak peduli dengan siapa, Claire pasti berdebat. Dia akan terus memperjuankan apa yang 'dianggapnya' benar. Singkatnya, Claire cinta berdebat.
Carlotta dari keluarga deQuez, salah satu donatur tersebesar di asrama kami. Boleh dikatakan namanya bagus, orangnya juga cantik kok kalau kalian lihat di foto. Tapi aslinya, behhh, menurutku cantik juga, sih. Namun entah bagaimana Claire menyimpulkan bahwa muka Lotta sangat menyebalkan, apalagi disaat ia bergaya dengan tampang sok keren. Ini bukan kataku, oke?! 

Jangan pernah berpikir kalau Lotta bisa menari samba, tango, hula-hula, atau apalah tariannya karena kewarganegaraannya adalah Spanyol. Dia termasuk dalam kategori siswa anti menari, termasuk aku, sebenarnya.

Tugas Lotta di dalam kelas kami adalah memecahkan masalah yang berhubungan dengan biologi. Ya, Lotta sangat mengagumi pelajaran tersebut. Entah karena memang suka atau karena guru yang mengajar bilogi masih mudah dan mungkin, tampan? Masa bodohlah, yang jelas Lotta sangat berpengaruh dalam mendeteksi penyakit yang diderita oleh teman satu kelas. Hebat, kan, dia? Anggap saja profesinya sebagai dokter.

Tapi, ada satu penyakit yang tak dapat dideteksi penyebabnya oleh sosok Lotta. Penyakit tersebut adalah penyakit kantuk berlebihan dan tertidur saat pelajaran. Yap, Lotta menderita penyakit mematikan tersebut. Hampir setiap hari dirinya pasti tertidur saat jam pelajaran, apalagi sewaktu jam Ilmu Pengetahuan Sosial.
Mengapa aku katakan mematikan? Jelas, dong. Kalau ia tertidur, ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, ia akan bebas dari hukuman guru yang mengajar karena mereka tidak melihat. Yang kedua, ketahuan oleh guru yang mengajar dan terpaksa harus mendapatkan terguran. 

Oke-oke saja kalau hanya mendapat teguran, bagaimana kalau gurunya merasa sangat tersingggung dengan aksi Lotta dan menghukumnya untuk membersihkan gudang penyimpanan IAB? Wuh, bahaya! Gudang penyimpanan kan terletak di gedung sekolah bagian pojok kanan belakang, dekat dengan Unit Kesehatan Sekolah. Kedua tempat tersebut terkenal berpenghuni dan sangat jarang atau bahkan tidak ada yang pernah mengunjungi. Kalau sakit, mereka memilih langsung dibawa ke kamar asrama.

Satu lagi tentang Carlotta, dia anak yang cukup brutal dan mirip dengan laki-laki, meski sebenarnya pakaian bepergian yang ia kenakan cukup feminim dan dewasa. Brutal? Iya, kalau marah-marah sangat mirip dengan singa betina yang melahirkan -bukan yang sudah melahirkan lalu bayinya akan disantap ayahnya-. Karena tomboy, Lotta memiliki nama lain Roy. Roy, versi laki-laki Lotta.
Berbicara soal tempat berpenghuni atau didiami makhluk tak kasat mata, aku mempunyai teman yang mampu melihat dan membau hal-hal yang berhubungan dengan makhluk berbeda alam dari kita. Namanya Jeanne LeBlanc, dari Perancis. Kami lebih suka memanggilnya Jean. 

Cantik, sangat cantik sampai mengalihkan dunia kaum adam. Hahaha.Tapi sayangnya tiba-tiba Jean bisa menjadi sosok yang pendiam.

Pernah aku penasaran dan bertanya akan perubahan yang terjadi padanya. Katanya dia takut. Hah, ini pasti ulah si makhluk halus yang kasat mata di mata Jean. Kelebihannya tersebut justru membuat Jean sulit untuk berkonsentrasi dan tidak mau pergi kemana-mana sendiri. Takut diganggu, katanya. 
Tapi aku jadi merasa tersinggung kalau aku menemaninya kemana-mana dan dia tidak merasa takut, justru bahagia. Kok tersinggung? Iya, dong, itu artinya para makhluk halus tak berani mengganggunya disaat Jean bersamaku. Lalu kalau diartikan lagi, aku adalah pengusir setan. Seburuk apakah tampangku??

Sebenarnya Jean adalah murid baru di kelas kami di tingkat ke dua. Beruntung sekali dia, begitu masuk, ribuan murid laki-laki langsung menyerbunya termasuk mereka yang tak kasat mata.

Aku salah ngomong, ya? Hehe, murid di sekolahku, kan, hanya ada sembilan ditambah aku. Presentasi laki-laki dan perempuan imbang. Lalu ribuan murid laki-laki yang menyerbu Jean itu dapat dari mana, ya? Hah, bodohnya. 

Eits, dari sekian bunga yang diterima Jean, tak ada satupun yang diterimanya. Justru BBM atau Blackberry Massanger-lah yang diterimanya. Keterlaluan? Enggak, kok. Mungkin Jean suka yang cemen-cemen. Ups! Demi apa pun aku tidak bermaksud menjelek-jelekkan pengirim BBM tersebut.
Ngomong-ngomong, si pengirim BBM tersebut juga memiliki pengaruh terhadap kehidupan Nye Nye yang penuh tekanan. Sahabat dari Nye Nye. Gareth White dari Amerika, satu-satunya orang yang telah berhasil meluluhkan hati Jean. Sebenarnya, tampang Gareth itu biasa saja, tidak ada bedanya dari tampang orang Amerika pada umunya. Em, tetatapi mungkin, mungkin, loh, ya, rambut brunette tak ratanya itu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para perempuan, termasuk Jean. Eits, aku juga belum tahu, sih, berapa banyak perempuan yang tertarik kepadanya. Mudah-mudahan saja, sih, hanya Jean?
Jangan permasalahkan tampangnya, Gareth itu ketua OSIS di International Academy Boarding School, pandai berpidato, dan jago dalam hal sastra seperti membuat puisi maupun membacanya. Semua kegiatan di sekolah sudah dipasrahkan kepada Gareth, mengingat jumlah siswa yang sangat sedikit, membuat para guru beranggapan bahwa tugas tersebut dapat ditangani dengan baik oleh Gareth.
Hei, sebagai anggota OSIS, kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Kalau ada kegiatan sekolah, kami sering menghasut Gareth untuk mengadakan acara yang menurut kami menarik. Seperti melakukan kegiatan nonton bersama saat Piala Dunia sedang berlangsung. Sebenarnya pihak sekolah tidak mengijinkan kami untuk terjaga hingga larut malam atau bahkan sampai pagi, namun karena tugas ini sudah diserahkan seratus persen kepada Gareth, sekolah seolah tidak mempedulikannya.
Di samping kelebihan-kelebihan tersebut, kalian perlu tahu kalau Gareth tidak berbakat sama sekali di bidang olah raga. Penilaian yang dilakukan oleh guru olahraga kami selalu diulang olehnya karena nilai Gareth tidak mencapai batas kentuntasan. Hem, nasib kita sama sih, Gar, tetapi aku tidak sesering dirimu. Hehehe...
Gareth terkenal lebay juga ,sih. Tetapi hanya kepada Jean. Hal tersebut adalah satu dari sekian banyak masalah yang mengusik kehidupan Nye Nye. Aku akan menceritakannya kepada kalian lain waktu.

Yang tak jauh dari Gareth dan masih memiliki garis keturunan yang sama yaitu Maureen McQueen. Ber-gen sama tidak harus memiliki nama keluarga yang sama pula, bukan? Begini, ibu dari Gareth dan Maureen adalah saudara kembar, kemudian ibu Gareth menikah dengan Mr. White dan ibu Maureen menikah dengan Mr. McQueen. Itulah yang menyebabkan perbedaan di antara keduanya.
Tetapi kalau diamat-amati, banyak sekali kemiripan yang ada pada diri Gareth dan Maureen. Sama-sama berisi, sama-sama tinggi, sama-sama pandai membuat puisi, sedikit brutal namun tampak maskulin.

Boleh kukatakan aku sedikit mengagumi Maureen? Tolong katakan ya!

Entahlah, aku hanya suka caranya menghadapi dan menumpaskan masalah yang dihadapinya. Ia memang handal menghadapi sikap teman yang dianggap tidak'pas'. Entah itu dengan mendiamkannya, memarahinya secara langsung, menegurnya dengan halus, menyindirnya dari belakang, dan hal-hal lain yang menurutku keren. Dia selalu menyesuaikan diri dengan pembuat masalah, itu yang aku dapat dari kacamata penglihatanku.

Namun untuk urusan cinta, Maureen akan mati kutu. Okelah dia berani mengakui terang-terangan di hadapan teman-temannya kalau dirinya menyukai seseorang. Tetapi kalau ada masalah percintaan mengenai bagaimana menghadapi saingannya atau bagimana cara mengawali pembicaraan melalui sosial media, Maureen tidak dapat bergerak sendiri. Ia membutuhkan penuntunan yang super duper ketat karena rasa khawatir yang sangat tinggi.

Kalau kalian baru pertama kali mengenal Maureen, hal yang akan kalian katakan mengenai dirinya adalah : maskulin, tenang, berwibawa, seriusan, dan sejenisnya. Namun jangan salah, sifat aslinya itu bisa tenang bisa ramai, bisa selalu bercanda tapi jarang serius, sedikit brutal namun masih menjaga penampilan -tidak seperti Lotta- dan dia memang maskulin.
Oh ya, diantara semua murid di sekolah kami, Maureen merupakan siswa yang paling narsis di kamar asramanya. Perlatan selfienya sangat lengkap dan dia menyimpan album macam-macam pose saat berfoto. Menarik? Menurutku tidak begitu.

Bila kalian bertemu Maureen, jangan heran dengan rambut yang dipoles sedikit warna emas, gelang emas, dan tali sepatu berlapis emas dua puluh empat karat. Dia memang anak orang beradab, ayahnya seorang nelayan. Hais, maksudku yang mempekerjakan nelayan untuk mencari ikan dan kemudian diekspor.
Penyebab utama Nye Nye tersiksa di International Academy School sebenarnya hanya satu, yaitu Loiz van Houten. Kehadirannya membuat hidup Nye Nye yang sebelumnya aman, nyaman, tentram, damai, dan sejahtera itu menjadi porak poranda. Murid yang masih diragukan kalau berasal dari Rusia ini selalu mengeluarkan segala jurus yang 'dianggapnya' ampuh untuk membuat Nye Nye menjadi temannya. Menurutnya, sih, ampuh, menurutku juga ampuh, kok. Ampuh untuk membuat dirinya semakin dijauhi teman-teman, tidak hanya Nye Nye.

Begini, Loiz itu terkenal dengan julukan "The King of Alay". Dia itu sangat alay alias lebay dan juga sangat hiperbola. Sudah hiperbola masih ditambahi sangat.

Setiap kejadian yang menurutku biasa saja selalu ditanggapi dengan berlebihan. Misal dengan bertepuk tangan, berceloteh, atau memelesetkan kata tersebut menjadi kata lain yang hampir sama penyebutannya. Namun, yang tidak ada lucunya. 

Seperti menghibur diri sendiri, Loiz akan tertawa sambil mengutarakan lelucon gagalnya. Dan hal itu menghancurkan kehidupan Nye Nye karena ia duduk di belakang Loiz.

Sebenarnya aku kasihan kalau Loiz harus dikacangi atau didiamkan begitu. Tapi aku harus apa? Kalau aku tertawa paksa, nggak enak didengar, justru terkesan menyakitkan karena nggak ikhlas.

Misal aku menegurnya terang-terangan, itu sudah sering. Okelah, itu yang terbaik menurutku, tapi setelah itu mukanya berubah menjadi garang. 

Awalnya aku berfikir kalau dia akan kapok, nyatanya tidak. Huhh...
Ada, lho, kembarannya Loiz. Maksudku hanya kembar sifat, hanya alay. Tapi tidak seperti Loiz, Munaroh Encunwati masih bisa mengendalikan dirinya. Dia tahu dimana, kapan, kepada siapa, dan bagaimana caranya dia harus menjadi orang yang alay. Tapi menurutku alaynya itu berkelas dan bikin gregetan. Loiz juga bikin gregetan, gregetan yang bisa berujung pada hal-hal negatif, seperti melempari sepatu. Krik...
Mengapa namanya Munaroh Encunwati?
Perlu kalian ketahui kalau hanya Encun seorang yang memiliki seratus persen darah Asia atau tepatnya Indonesia. Pada awalnya, nama tersebut terdengar aneh dan sangat tidak modern. Namun setelah Encun bercerita kalau kedua orang tuanya memberi nama saja harus puasa tujuh hari tujuh malam dan selalu begadang untuk berdoa kepada Tuhannya, aku jadi terkesima dengan dua kata tersebut. Sebegitu sulit, kah, memberi nama anaknya?
Sedikit-sedikit Encun nyrempet ke Lotta, brutal. Aksi brutalnya tidak pernah didukung oleh tenaga dan muka garang, jadi kukatakan ‘nyrempet’ 

Satu hal yang aku suka dari Encun, dia tidak bisa mutung alias ngambek. Jadi mau dijahili sesering apapun dia tetap santai. Mau kalian jodohin sama Loiz juga tidak apa-apa, kok. Dia pasti akan bahagia.
Sepertinya tidak ada yang keadaan hidupnya waras-waras saja ya di sekolahku? Memang tidak ada, kok, aku akui itu. Bahkan aku pun begitu. 

Dari yang paling biasa hingga yang paling jenius, semuanya tidak tegak. Ehm ehm, aku tidak bermaksud. Anggap saja semuanya sebagai keanekaragaman.
Seperti Lindsay Ong. Tampangnya kalem, aslinya juga kalem. Tampangnya jenius, aslinya memang jenius. Tubuhnya mungil, suaranya pun juga begitu. Dilihat-lihat pendiam, nyatanya juga pendiam. Tapi tetap saja ada hal yang tak biasa dilakukan olehnya. 
Kalau aku menulis Linday suka meneliti, kalian pasti menganggap hal tersebut biasa saja. Namun Linday sukanya meneliti hal-hal yang orang Jawa katakan 'nyleneh'. 
Yang pertama, dia pernah meneliti, berapa banyak Mr. Root -guru Fisika kami- menaikkan celananya yang sedikit melorot karena ukurannya tidak pas. Setelah itu Lindsay mencari tahu penyebab celana Mr. Root kebesaran. Didapati hasil bahwa Mr. Root sedang menjalani diet dengan makan sayur dan buah saja. Ikut-ikut Beyonce dan Jay-Z, katanya.

Yang kedua, Lindsay melakukan survei mengenai panjang tali sepatu setiap siswa yang ada di International Academy Boarding School. Ia melakukan hal tersebut karena prihatin dengan tali sepatu murid yang selalu kepanjangaan, menyebabkan mereka harus mengikat ganda.

Pikirkan baik-baik, hal tersebut tidak ada gunanya, tapi merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi Lindsay.
Masih banyak survei yang dilakukan Linday. Yang aku ketahui, sekarang ia sedang melakukan survei terhadap banyaknya kebahagiaan dan tekanan yang diterima oleh Nye Nye. Setelah penelitian selesai ia akan mempresentasikan di depan guru Bimbingan Konseling lalu meminta pertimbangan mengenai tindak lanjut terhadap kehidup Nye Nye. Mungkin saja ia akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Hem, jangan. Kasihan Loiz. 
Ada yang bertanya bagaimana kehidupan kami selama di asrama maupun di sekolah? 

Yap, kami selalu terpisah kecuali kalau ada hal-hal yang seru, hal-hal yang tidak sanggup dilewatkan. Seperti membully Nye Nye, bersikap cuek kepada Loiz, menjodohkan Loiz dengan Encun, memergoki Maureen yang sedang berpose, dan membiarkan Lotta tertidur di kelas dengan anggapan akan dimarahi oleh guru yang mengajar. 

Ck, terkesan jahat memang. Namun semuanya hanya sebuah candaan. Apakah keterlaluan?
Well, you've known about me and my friends, so let me say HELLOOOOO!! Welcome to Nye Nye's cruel world. Hahaha. Right, Imma tell you about him sooner yup yup yup?
 
***
 
Well yeah! That was the first chapter of our project. And (as I said before) this part was made by Via - Radian Marthamevia. I hope you guys like it and please don't mind to give some comments there, okay? :D
Oh, and please wait for the second one! Bye!! :)x

Comments

Popular posts from this blog

A Thing About Yogyakarta, 2024

Elixir: [Track 6] Used to Me

Elixir : [Track 5] Yesterday Once More