Unexpected Love - Part 2-B
Hai lagi! :D
So, di blog kali ini aku akan nglanjutin Part 2 nya itu xD
Yap, masih penasaran lanjutannya yaaa?? =D
So, this is it! :)
***
So, di blog kali ini aku akan nglanjutin Part 2 nya itu xD
Yap, masih penasaran lanjutannya yaaa?? =D
So, this is it! :)
***
“Kau malu? Kau malu punya teman sepertiku? Iya, maafkan aku,
aku tidak sempurna, aku tidak cantik, tidak pintar, tidak sepertimu. Aku harap
kau menerimaku apa adanya sebagai teman. Aku pikir teman adalah orang yang
menerimamu apa adanya.”
“Bukan begitu,
bukan begitu maksudku. Bukannya aku malu mempunyai teman sepertimu. Aku hanya…”
pembicaraannya tersela oleh perkataan seorang pramugari yang mengumumkan bahwa
kami akan lepas landas di suatu negara dahulu.
“Ayo kita turun
dan memberi kabar Mr.Clinton.” kataku mengajak Nigel. Kami berdua turun dari
pesawat bersama.
Kami semua boleh
menuju ke lounge bandara. Boleh mengambil makanan untuk *yang seharusnya* makan
siang, namun berhubung disini sudah agak gelap, aku menyebutnya makan malam.
Aku dan Nigel
masuk ke lounge bandara dan mengambil makanan. Makanan yang aku ambil kurang
lebih hampir sama seperti Nigel. Grill Beef, Fried Chicken with Beef Sauce, dan
Asparagus Soup. Minumannya aku mengambil susu segar karena aku memang menyukai
susu segar. Namun, Nigel mengambil orange juice. Entah, mungkin ia tidak
terlalu suka minum susu segar .
“Ayo kita
hubungi Mr. Clinton dulu,” kataku, “kau yang bicara ya!” kataku sambil menyerahkan
hape ku ke Nigel. Saat itu kami sedang makan di meja yang kapasitasnya empat
orang. Berhubung aku Cuma kenal Nigel, aku duduk sama Nigel deh. Oke, ini
terpaksa.
“Em.. oke lah.”katanya
sambil mengambil hapeku. Nigel menelepon Mr.Clinton, cepat saja. Ingat kan?
Biaya telepon ke luar negeri mahal. Lagipula, pulsaku juga kritis saat itu.
“Hey anak-anak! Bagaimana? Kalian sudah
sampai? Cepat sekali.”
“Tidak Mister,
kami sedang mendarat di suatu bandara di Amsterdam. Perjalanan masih lama,
mungkin waktunya molor jadi lebih 2 jam. Baiklah Mister, nanti lagi ya. Ini
kami hemat pulsa, soalnya pulsa Hillary hampir habis,”
“Baiklah anak-anak! Jaga diri kalian!
Byee!!”kata Mr.Clinton. Kami membalas bye dan menutup telepon.
“Kita beruntung,
Nig!”kataku. Nigel mengangguk sambil terus memakan Grill Beef nya.
“Kau terlihat
lapar!” kataku sambil terkikik-kikik melihat tingkah lagu Nigel.
“Biarlah,
lagipula ini kan hakku,” jawabnya santai. Aku hanya mengangguk sambil tertawa
lepas.
“Seluruh
penumpang diharap masuk kembali ke pesawat karena kita akan melanjutkan
perjalanan.”
Seluruh
penumpang termasuk aku dan Nigel masuk kembali ke pesawat. Aku duduk di tempat
dimana aku duduk saat berangkat tadi, ya sebelah Nigel. Aku memasang sabuk
pengaman lagi. Rupanya Nigel sudah bisa memakai sabuknya dengan baik. Hehehe..
“Sudah kenyang
kau rupanya..” kataku ke Nigel yang terlihat tepar karena mungkin kekenyangan
makan tadi.
“Hhh.. iya. Aku
kekenyangan sekali. Ngantuk sekali rasanya.” Lanjutnya. Aku hanya tertawa lagi
dan lagi sambil meletakkan pundakku di badan kursi pesawat.
“Kau mengantuk
juga?”tanya Nigel tiba-tiba yang mengetahui saat aku sedang bersandar. “Tidak,
aku hanya kelelahan.”jawabku.
Mungkin karena
kami semua kelelahan kami tertidur pulas. Namun ternyata Nigel bangun terlebih
dahulu.
“Hill.. hill!
Sudah hampir sampai!”kata seseorang yang kurasa adalah Nigel.
“Hah??
Sampai?”seruku tak percaya.
“Kau… bisa saja
aku kerjai, kita saja belum take off lagi, ini aja masih di Amsterdam.”katanya.
Aku hanya
mendesah karena masih merasa mengantuk. Aku mencoba untuk menidurkan diri lagi
namun tidak bisa. Huh! Sial Nigel!
“Kau tidak bisa
tidur?”tanya Nigel tiba-tiba yang ternyata melihatku sedang melamun dan mencoba
untuk tidur.
“Tidak. Ini
semua gara-gara kau!”kataku kesal sambil memalingkan muka dari Nigel.
“Ah… kau ini,
gampang sekali marah sih!”
“Terserah dong!
Aku kan lagi capek!”
Sejenak hening
seolah seluruh pesawat ikut tenang. Namun, suara seorang pemuda yang terdengar
sedang mendengarkan lagu dan tanpa sadar menyanyi masih terdengar jelas.
Romeo take me somewhere we can be
alone
I’ll keep waiting, all those left to do is run
You’ll be the prince and I’ll be the princess
It’s a love story baby just say yea!
Lagu itu
mengingatkanku akan sesuatu. Eitss!! Itu kan lirik lagu..
Sebentar, biar
coba aku pahami liriknya..
“Hey! Love
Story!”kataku sedikit berteriak ke arah Nigel. Nigel spontan kaget seolah
berteriak ‘What the hell happened??’
“Apaan sih?
Heboh banget!”kata Nigel.
“Itu, lagu love
story yang dulu kamu ceritakan kepadaku. Masih inget tidak?”tanyaku sambil
menyanyikan sedikit lagunya.
“Oh, love
story…” katanya santai. Ia seperti tidak merespon apa yang telah aku sebutkan
tadi. Dan lagi-lagi aku merasa sangat sangat teramat sangat luar biasa sangat
bodoh. Memang, kalimat itu terdengar tidak efektif. Entahlah, itu adalah kata –
kata yang tepat untuk aku ucapkan kali ini.
“Emm.. iya,
sekarang aku sudah hafal seluruh lirik lagu itu. Bagaimana denganmu?”kataku
sambi lalu.
“Entahlah, aku
sangat menyukai lagu itu, terutama lagu itu benar-benar mengingatkanku dengan
seseorang.”katanya singkat tapi benar-benar memberikan informasi yang mendalam.
Apa? Seseorang? Rupanya ia telah mempunyai yang lainnya yang lebih baik selain
aku. Hey Hillaryyy!! Kau kan sudah tidak menyukainya! Kenapa kau masih
mengurusinya saja! Huh ._. Bodohnya aku.
Aku
hanya bekomentar dengan ber-ooh saja dan tiba-tiba tertidur hingga sangat
pulas. Entah, kali ini Nigel tidak menggangguku atau bahkan mengerjaiku. Jadi,
aku melanjutkan saja tidurku dengan nyaman dan tenang.
“Hill! Bangun..
bangun..!!”kata Nigel yang tiba-tiba membangunkanku dari tidurku yang sangat
pulas. Tiba-tiba aku terbangun seperti bertanya ‘dimana aku? Apa yang sedang
terjadi?’ seperti orang yang habis membeku bertahun-tahun dan akhirnya cair
juga.
“Hah??!!”kataku
yang terkaget. “Kita sudah sampai New York! Let’s wake up!” kata Nigel sambil
menepuk pundakku. Ia memukul dengan keras juga rupanya. Aku langsung terbangun
dan sedikit mengolet.
Aku
mempersiapkan diri karena pesawat akan segera take off. Dan pada akhirnya kami
bisa menghirup udara segar di New York. NEW YORK!
Rasanya sangat
sulit sekaligus sakit hati saat menyebutkan nama New York. Entah kenapa, aku
masih sangat merindukan London, padahal baru beberapa jam.
“Hill.. hill..
Kita mau kemana?”tanya Nigel yang membuatku tersadar dari lamunanku. “Apa? Aku
tidak tahu kita harus kemana,”kataku,”kita telpon Mr.Clinton dulu saja untuk
informasi yang lebih lanjut,”lanjutku. Nigel menyanggupi dan segera menelepon
Mr.Clinton.
…………………..
“Mr.Clinton
berkata bahwa kita sudah ditunggu oleh Mr.Robert di depan bandara. Dia memakai
jas resmi dari Minuette JHS,”jelas Nigel yang telah selesai menelepon
Mr.Clinton. Aku menggendong tas ranselku dan menggeret 2 koperku yang cukup
besar juga. Bawaan Nigel mungkin lebih singkat dari aku, ia hanya membawa 2
koper saja. Entah ia saat sekolah nanti akan menaruh bukunya di koper lalu di bawa ke sekolah atau
bagaimana. Yang jelas aku melihatnya hanya membawa 2 koper saja.
Kami melihat
sosok dari ciri-ciri yang telah di sebutkan Mr.Clinton tadi. “Kupikir itu
adalah Mr.Robert, Nig!”kataku setelah berada di suatu bagian depan bandara
terkenal di New York. Kami mendekati sosok itu dan bertanya,”Apakah benar anda
Mr.Robert dari Minuette JHS?”tanya Nigel dengan sikapnya yang sok dewasa itu.
“Iya, benar.
Apakah kalian Hillary dan Nigel dari London International JHS?”tanya seseorang
itu. “Iya benar.”jawab kami.
“Selamat kalian
telah terpilih menjadi peserta pertukaran pelajar, ya!”kata Mr.Robert. Kami
hanya mengangguk. Setelah itu kami diantar ke asrama sekolah kami yang baru.
MJHS Dorm.
NEW YORK! Be a
good town please!
***
Yap, dan itu adalah lanjutannya xD
So, di part 3 sih *menurutku* ceritanya lebih seru lagi muehehe :D
Penasaran terus aja ya!
Kan biar greget :3
Bubyeeee :')
Comments
Post a Comment