Unexpected Love - Part 3 - A
Hai lagi! :D
Pasti kalian masih penasaran ya sama lanjutannya Unexpected Love?
I hope you! :p
Karena sekarang aku akan nglanjutin Part 3 nya
Seperti Part 2 kemarin, Part 3 akan dibagi menjadi 2, A dan B :D
Tujuannya?
Selain biar kalian gak pusing bacanya, juga biar kalian semakin penasaran sama ceritanya aja :p
Cekidot--
***
***
Jadi, sebenarnya siapakah Pierre itu?
Apakah mungkin Hillary tertarik dengan Pierre?
Tunggu lanjutan Part 3 yang B yaaaa :p
Byeee :D
Pasti kalian masih penasaran ya sama lanjutannya Unexpected Love?
I hope you! :p
Karena sekarang aku akan nglanjutin Part 3 nya
Seperti Part 2 kemarin, Part 3 akan dibagi menjadi 2, A dan B :D
Tujuannya?
Selain biar kalian gak pusing bacanya, juga biar kalian semakin penasaran sama ceritanya aja :p
Cekidot--
***
Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata Asrama?
Menyeramkan, menyedihkan, menyiksa? Begitu juga yang sedang ada di pikiranku
saat ini. Sebenarnya aku juga tidak ingin masuk asrama disini. Awalnya niatku
ingin menyewa apartemen di dekat sekolahku. Namun Mr.Clinton tidak
memperbolehkan kami untuk tinggal di apartemen. Jadi, terpaksa deh masuk
asrama.
“Hill, ayo
masuk, jangan melamun saja!”kata Nigel tiba-tiba.
Sebenarnya aku
tidak melamun, hanya sedang ber wah melihat bangunan MJHS Dorm yang sangat
megah. Aku terpelongo. Namun, karena aku tidak ingin terlihat melongo, maka
dari itu aku mengubah raut wajahku menjadi seperti melamun.
“Eh.. aku enggak
melamun kok.” Kataku pada Nigel.
Mr.Robert
mengantar kami ke lobby asrama, kami dipertemukan dengan Ms. Kate. Dia adalah
pengurus asrama yang nanti akan aku dan Nigel tempati.
Ms.Kate
menjelaskan bahwa kami akan tinggal di asrama Minceserry 2, atau disingkat M2. Kamarku bersebelahan dengan
Nigel. Kata Ms.Kate aku akan sekamar dengan Caroline. Aku harap dia bisa
menjadi teman sekaligus sahabat yang baik seperti Elisa. Semoga saja.
Kami diantar ke
asrama M2 oleh Ms.Kate. Setelah itu aku memasuki Asrama M2, aku dan Nigel harus
menyusuri lorong-lorong dan akhirnya memasuki sebuah ruangan. Ruangan itu
seperti ruang keluarga. Ternyata asramanya berbentuk seperti rumah. Ada ruang
keluarga, ruang tamu, 6 kamar tidur, dapur, dan 4 kamar mandi. Aku dan Nigel
masuk bersamaan di ‘rumah’ itu. Sedangkan anggota asrama M2 yang lain menyambut
kami dengan ‘SURPRISE!’. Kami berdua terkaget-kaget dan sangat senang. Rupanya
mereka menyambut kedatangan kami berdua dengan baik.
“Selamat datang
Hillary! Nigel!”kata seorang anak perempuan yang belum ku ketahui namanya.
Belum, bukan tidak. “Terima kasih!”ujar kami berdua dengan balasan senyum.
“Kami sangat senang mendapatkan teman yang baru! Semoga kerasan ya bergabung di
keluarga kami!”kata seorang anak laki-laki. Kami mengangguk dan meletakkan
koper kami di kamar kami masing-masing.
“Hallo! Salam
kenal!”kata seorang anak yang tiba-tiba mengagetkanku.
“Hei! Kau cukup mengagetkanku..”kataku sambil
sedikit tertawa,”apakah kau Caroline?”tanyaku.
“Iya, benar. Kau Hillary, kan? Murid
pertukaran pelajar itu?”tanya seseorang yang rupanya namanya Caroline.
“Iya,”jawabku.
“Aku harap kau
kerasan disini ya!”kata Caroline. “Ohya! Dan laki-laki yang tadi bersamamu itu
Nigel,ya?”tanya Caroline.
“Iya, tepat sekali.”kataku.
“Iya, tepat sekali.”kataku.
“Kalian tampak
sangat serasi!”ujarnya. Aku hanya tertawa, sejujurnya dalam hati aku merasa
sangat senang dan tersipu malu.
“Ah tidak.. Dia
hanyalah temanku yang dulu juga jadi teman SDku.” Caroline hanya ber-ooh saja.
“Aku harap kamu
mau menjadi sahabatku, ya! Kan aku tidak punya teman disini selain Nigel dan
kau. Aku harap kau mau menerimanya,”kataku. Caroline dengan senang hati
menerima tanda pertemanan kami sambil tertawa.
Aku lupa
menceritakannya, sampai London kurang lebih sudah jam 6 sore. Sekarang sudah
jam 7-an. Waktunya kami makan malam.
“Teman-teman,
ayo kita makan malam dulu!”kata seorang madam. Namanya Madam Anne. Dia adalah
juru masak asrama kami. Selain itu ada Madam Vinn dan Madam Lee yang akan membantu
kami untuk menata ‘rumah’ kami.
Semua anak yang
ada di rumah M2 berjumlah 14 anak. 7 perempuan dan 7 laki-laki. Di antara
tempat tidur laki-laki dan perempuan hanya dipisahkan oleh pembeda kamar. Satu
kamar berisi 2 anak, selebihnya ada 3 anak juga.
Makanan
yang disiapkan oleh Madam Anne sangat beragam dan lezat juga.Makanan yang biasa
disajikan disini adalah Chicken Soup, Grill Salmon, dan untuk minumnya ada hot
chocolate. Kami semua sangat menikmati makan malam itu, kami juga merasa nyaman
sekarang. Aku dan Nigel merasa bahwa kami semua diterima M2 dengan baik.
Pagi ini kami
semua diberi kesempatan untuk menikmati udara bebas. Aku memutuskan untuk
mengetuk pintu kamar Nigel. Aku akan bertanya beberapa hal mengenai hal-hal
yang kami perlukan untuk sekolah yang akan diadakan 5 hari lagi.
“Hillary?”tanya
seorang anak laki-laki yang ternyata tampan juga. “Oh, hai! Nigel ada? Aku
ingin bertanya sesuatu kepadanya,”kataku
kepada anak laki-laki itu.
“Nigel sedang
mandi, ada yang mau disampaikan?”tanyanya lagi.
“Oh, tidak usah.
Nanti biar aku bicara sendiri dengannya,”kataku,”Oh ya btw, namamu siapa? Masa
aku panggil kamu dengan sebutan kamu terus sih?”lanjutku sambil sedikit
tertawa.
“Aku Pierre.
Senang berkenalan denganmu, Hill!”kata anak yang rupanya namanya Pierre itu
sambil menjulurkan tangannya kepadaku. Aku membalas juluran tangannya dan
bersalaman dengannya. “Nice to meet u too,”
“Kau adalah
teman Nigel sejak SD itu, ya?”tanya Pierre kepadaku.
“Ya, tepatnya
dari kelas 3 SD,”kataku sambil masih berdiri di depan pintu kamar Nigel dan
Pierre. Aku merasa sangat bodoh saat ini karena dari tadi aku menghabiskan
waktuku hanya untuk berbicara kepada Pierre.
“Oh, jadi begitu
ya! Kau adalah sahabat yang paling setia ya rupanya. Dari dulu sampai sekarang
masih saja sekelas sama Nigel. Jodoh mungkin, ya?”tanyanya bergurau.
Apaan sih? Aku
sudah mencoba untuk melupakan Nigel tapi masih saja ada yang
menyangkut-nyangkutkannya lagi. Sudahlah, Hill!
“Tidak akan
pernah!”kataku sambil memasukkan kedua tanganku ke dalam saku celanaku.
“Kau adalah
teman wanita yang baik, lalau mengapa kau tidak ingin menjadi
pacarnya?”tanyanya lucu. Jujur saja, Pierre adalah orang paling frontal yang
pernah ku temui. Makusdku, kenapa dia terlalu blak-blakan untuk berbicara
seperti itu.
“Ah,
sudahlah. Aku pergi dulu, lagipula aku menghabiskan waktuku disini hanya untuk
membicarakan Nigel yang aneh itu,”kataku sambil buru-buru pergi. Pierre bahkan
tidak menghalangiku pergi dan aku langsung masuk ke kamarku yang hanya berjarak
30 cm dari kamarnya. Entahlah.
***
Jadi, sebenarnya siapakah Pierre itu?
Apakah mungkin Hillary tertarik dengan Pierre?
Tunggu lanjutan Part 3 yang B yaaaa :p
Byeee :D
Comments
Post a Comment