Unexpected Love - Part 4-B
Halo! :D
Maaf banget *lagi* udah lama enggak nglanjutin Unexpected Lovenya.
1. Karena tugas banyak banget, jadi belum sempat nyelesaiin part 8 nya.
2. Eman-eman kalau ceritanya cepet dilanjutin, padahal nyari idenya lumayan susah hehehe '-'
Oke, aku juga mau mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang banyak sekali menunggu kelanjutan Unexpected Love ini.
"Ceritanya kok enggak dilanjutin? Aku penasaran." - Cindy Handoko.
"Itu yang di blogmu itu bagus lho. Aku kan sering baca juga." - Jorge Enrique Io.
"Lin, aku jadi pengen buat blog. Tapi habis UAS." - Febby Gunawan.
Terima kasih yang luar biasa banyak untuk teman-teman lainnya juga yang belum disebutkan di atas yang jadi suka baca blog ini karena Sekar yang membuat laporan wawancara tentang aku, sebagai seorang blogger. Ini cukup menguntungkan karena menambah banyak sekali pageviewers nyaa :) oke thanks juga untuk Sekar.
Ucapan terima kasih sudah cukup. Sekarang saatnya lanjutin Unexpected Love nya yaa :)
***
Maaf banget *lagi* udah lama enggak nglanjutin Unexpected Lovenya.
1. Karena tugas banyak banget, jadi belum sempat nyelesaiin part 8 nya.
2. Eman-eman kalau ceritanya cepet dilanjutin, padahal nyari idenya lumayan susah hehehe '-'
Oke, aku juga mau mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang banyak sekali menunggu kelanjutan Unexpected Love ini.
"Ceritanya kok enggak dilanjutin? Aku penasaran." - Cindy Handoko.
"Itu yang di blogmu itu bagus lho. Aku kan sering baca juga." - Jorge Enrique Io.
"Lin, aku jadi pengen buat blog. Tapi habis UAS." - Febby Gunawan.
Terima kasih yang luar biasa banyak untuk teman-teman lainnya juga yang belum disebutkan di atas yang jadi suka baca blog ini karena Sekar yang membuat laporan wawancara tentang aku, sebagai seorang blogger. Ini cukup menguntungkan karena menambah banyak sekali pageviewers nyaa :) oke thanks juga untuk Sekar.
Ucapan terima kasih sudah cukup. Sekarang saatnya lanjutin Unexpected Love nya yaa :)
***
“Wow!! Itu sangat keren, Erre! Kau luar biasa!!”kataku
memujinya. Aku sangat terkagum-kagum. Dan dia membalasnya dengan senyum.
“Ah.. enggak
kok. Lagipula, itu juga karena kau mendukungku. Jadi berani deh nyanyi di depan
temen-temen..”katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang mungkin sebenarnya
tidak gatal.
“Ah.. apaan sih.
Itu beneran keren! Aku suka suaramu!”kataku melanjutkan.
Pierre hanya
tertawa kecil. Tiba-tiba seisi asrama melihat ke arah ruang keluarga. Entah
kenapa mereka melihat aku dan Pierre. Pokoknya dari atas sampai bawah semua
mengarah ke arah kami berdua.
“Cieeeeeee!!!!!!!”
kata seluruh anggota asrama. Dari yang kukenal dan yang tidak kukenal pun.
“Pierre! Rupanya
kau menyukai anak baru itu,ya!”kata Caroline yang teriak-teriak dari lantai 2
karena melihat aku dan Pierre yang sedang berada di ruang keluarga dan Pierre
menyanyikan lagu untukku. Mereka semua salah sangka.
“Hei tidak! Dia
hanya meminta pendapatku tentang lagu yang dinyanyikannya, hanya itu!”kataku
menegaskan.
Mereka
semua hanya tertawa dan tetap saja men-cieee cieee aku dan Pierre. Nigel
menuruni tangga dan keluar dari pintu
asrama. Aku pikir ‘Apa yang ia lakukan?’. Namun apalah, tak terlalu penting
juga. Percuma kau memikirkan orang yang juga tidak suka kepadamu. Benar kan?
Besok adalah
hari pertama masuk sekolah. Caroline dan aku sedang mempersiapkan diri untuk
besok.
“Line, kau yakin
hanya segini saja yang perlu kaubawa untuk besok?”tanyaku pada Caroline karena
aku ragu. Memang, besok adalah hari pertama masuk sekolah, namun Caroline hanya
membawa 1 buku tulis dan alat tulis. Hanya itu.
“Aku yakin,
Hill! Saat kemarin aku kelas 7 aku membawa banyak buku, namun akhirnya tidak
terpakai.”
“Ah, aku jaga-jaga
saja lah. Bawa kamus Bahasa Prancis dan Bahasa Jerman. Barangkali besok adalah
perkenalan guru bahasa dan kita disuruh memperkenalkan diri dalam bahasa itu,”
jawabku singkat. Em.. sebenarnya tidak singkat juga sih ya.
“Itu sih
terserah kau saja,”kata Caroline singkat.
Aku segera
memasukkan barang-barang ke dalam tasku dan mempersiapkan baju yang akan
kupakai untuk hari pertama masuk ke sekolah baruku itu. Minuette JHS :D!
“Anak-anak,
makanan sudah siap!”kata Madam Anne yang memanggil kami semua. Walau beliau
berada di lantai dasar namun suaranya terdengar hingga lantai 3 sekalipun.
“Line, ayo
makan! Makan malam sudah siap. Ayo kita turun!”kataku mengajak Caroline. Ia
mengangguk dan kami segera bangkit dari duduk kami. Kami keluar dari kamar kami
dan menyusuri tangga yang jumlahnya kurang lebih 13 anak tangga.
Semuanya
berkumpul di ruang makan itu. Menu yang tersedia kurang lebih sama seperti yang
lalu-lalu. Ada sup ayam, ayam panggang, dan juga aneka buah-buahan. Hot
chocolate juga menjadi minuman malam ini. Kami semua menikmati makan malam itu.
Paginya, aku
dibangunkan oleh Caroline jam 6 pagi. Benar-benar deh, pagi sekali. Asal kalian
tahu saja, ya. Masuknya masih jam 8. Entahlah, biasanya aku jam 7 baru bangun.
Tapi ini asrama, sungguh berbeda dengan rumah.
Dengan masih
mengantuk, aku terpaksa menata kasurku dan mandi. Sebenarnya Caroline dulu yang
mandi. Tapi tetap saja masih mengantuk. Setelah selesai mandi, kami sudah
ditunggu untuk sarapan. Aku dan Caroline segera turun ke lantai bawah dan duduk
di ruang makan.
Sarapan pagi itu
benar-benar mengawali hari pertama masuk sekolah dengan baik. Roti panggang,
sereal, buah-buahan, juga susu segar mengawali hari ini dengan baik.
“Selamat
mengawali hari pertama tahun ajaran baru ini dengan baik, ya anak-anak!”kata
Madam Anne,”terutama Nigel dan Hillary!”lanjutnya.
Itu sangat
memalukan sekali, kenapa harus kedua nama itu yang disebutkan bersama, NIGEL
dan HILLARY. Entahlah, aku sudah lelah dengan kelakuan Nigel akhir-akhir ini.
Aku menjadi sangat sebal sekali dengannya.
Seusai sarapan selesai,
kami semua berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Tentu saja, MJHS terletak di
sebelah MJHS Dorm. Lagipula, ada jalan pintas menuju MJHS supaya lebih cepat.
Kami berjalan bersama menuju MJHS.
Setelah sampai
MJHS, aku langsung terpaku dengan bangunan yang lumayan besar disitu. Tiba-tiba
teman-teman menuju kearah pengumuman sekolah. Karena digandeng oleh Caroline,
aku harus mengikutinya. Ternyata murid-murid yang tinggal di M2 dorm masuk di
8-H, kelas yang sama seperti yang seharusnya kutempati di SMP ku di London
dulu. Dan itu membuatku teringat akan teman-temanku SMP aku sangat merindukan mereka. Namun,
sekarang adalah lembaran baru, aku harus menikmati kehidupanku yang baru ini.
Aku memasuki
kelas 8-H yang menjadi tempat baru yang akan kutempati selama satu tahun ini. Aku meletakkan
tas ku di suatu meja di sebelah kanan meja Caroline. Sebelah kananku Nigel dan
persis di depanku ada Pierre. Taklama, bel berbunyi. Kami masuk kelas dan wali
kelas kami yang baru, Mrs. Leila memperkenalkan kami semua. Terlebih aku dan
Nigel yang menjadi anak baru di sekolah ini.
“Haha.. kau
sangat beruntung, Hill diperkenalkan bersama Nigel!”kata Pierre tiba-tiba saat
istirahat. Kali ini Pierre mengajakku untuk pergi ke kantin. Ini adalah pertama
kalinya kami melihat-lihat sekolah ini.
“Apa sih
kau,Erre! Dia kan temanku, sudah pantas saja aku dikenalkan dengan dia.”kataku
dengan sedikit cemberut. Pierre hanya tertawa terbahak-bahak sambil berjalan ke
kantin.
“Haha.. untuk
kali ini aku yang akan membayar makanannya. Kan kamu baru pertama kali. Benar,
kan?”lanjutnya. Aku hanya mengangguk sambil duduk di satu meja yang kosong.
Sedangkan Pierre membeli makanan di suatu kios kantin. Tiba-tiba Nigel datang.
“Hei, Hill!”
sapanya. Sungguh, ini pertama kalinya Nigel menyapaku setelah kami sering
saling diam akhir-akhir ini.
“Oh, Nigel!
Hei!”kataku balik menyapanya. Jujur saja, aku ingin membicarakan hal tentang
hubungannya dengan Caroline akhir-akhir ini.
“Jadi, Caroline,
ya?”tanyaku padanya penasaran. Sambil sedikit tertawa sebenarnya.
“Caroline?”katanya
yang bermaksud bertanya sekaligus mengelak pertanyaanku tadi. Aku melanjutkan
tertawaku hingga tiba-tiba Pierre datang.
“Oh, rupanya kau
sudah datang ya, Nig!”kata Pierre.
“Ya, disinilah
aku!”jawabnya santai.
“Ini, sudah aku
belikan makanan kesukaanku di kantin ini. Ini adalah sandwich yang paling enak.
Coba makanlah!”ajak Pierre.
Aku dan Nigel
memulai mencobanya dan rasanya enak juga menurutku. Haha.. Pierre adalah teman
yang baik juga.
Sepulang
sekolah, kami diberi waktu untuk istirahat dulu sebelum nanti sore kami akan
diberi suatu tugas yang belum kami ketahui hingga saat ini. Aku masuk ke
kamarku dan berganti baju, setelah itu aku memutuskan untuk menyetel radio.
Tentu saja, dalam asrama handphone dikumpulkan. Oh, itu sangat kejam menurutku.
Hal itu
membuatku benar-benar rindu dengan teman-teman dan keluargaku, serta suasana
London. Biasanya sepulang sekolah, aku dan Elisa mengunjungi toko buku di dekat
sekolahku. Lalu kami makan siang bersama. Aku benar-benar merindukan saat-saat
itu.
Namun, ya,
disinilah aku sekarang. Aku harus bersyukur dengan keadaanku saat ini. Tidak
banyak orang yang diberi kesempatan seperti ini.
“Hai, Hill!”kata
Caroline yang baru saja memasuki kamar kami. Tentu saja, sepulang sekolah dia
dipanggil oleh Mr. Louis, guru musik sekolahku. Entah karena apa, aku tidak
terlalu ingin tahu.
“Maaf tadi aku
pulang duluan, kamu ada urusan sih, ya!”kataku sambil melipat seragamku yang
nanti akan, tepatnya harus ku cuci sendiri. Biasanya, Madam Ling yang
mencucinya. ASRAMA, namanya juga asrama. Berbeda dengan rumah.
“Iya, tadi Mr.
Louis memanggilku. Dia juga memanggilmu sebenarnya, namun sepertinya kau tidak
mendengarnya.”
“Benarkah?
Maksudku ada apa ia memanggilku?”tanyaku.
“Iya. Kita
disuruh mengisi acara pembukaan tahun ajaran baru 2 minggu lagi.” Katanya.
“Mengisi acara
pembukaan tahun ajaran baru? Di waktu yang semepet ini?”seruku.
Mungkin, sudah
pantas dan selayaknya aku histeris. Karena dengar-dengar acara pembukaan di
MJHS setiap tahun sangat meriah dan hanya orang-orang tertentu yang ditunjuk
untuk mengisi acara-nya. Apalagi, aku anak baru di sekolah ini, sungguh sesuatu
yang aneh dan mustahil. Dan aku tidak tahu apa alasan Mr. Louis memilihku untuk
hal ini.
“Apa yang akan
kau tampilkan, Line?”tanyaku bingung.
“Entahlah,
rencananya aku dan Nigel akan berduet bersama menyanyikan lagu. Rencananya aku
akan nge-dance juga.”jawabnya.
Caroline? Nigel?
Duet? Bernyanyi?
Sungguh, aku
tidak bisa mempercayai hal ini. Bagaimana bisa orang yang dulu aku sukai
sekarang berpaling kepada orang lain yang baru ia kenal beberapa hari saja.
Mungkin, aku sudah tidak menyukainya lagi, atau bahkan aku membencinya. Namun,
bagaimana pun juga aku masih mempunyai ‘perasaan’ itu.
Sejahat itukah
Caroline? Aku tidak percaya itu. Aku kira dialah sahabatku yang baru saat ini.
Namun ternyata, justru dia seperti bermain di belakangku atas semua ini. Aku
sungguh tidak mempercayainya.
“Hill, ada apa?”tanya
Caroline yang menyadarkanku dari lamunanku. Aku tidak percaya bahwa akhir-akhir
ini aku sering melamun, karena hal yang tidak penting tentunya.
“Hah? Tidak.
Tidak apa-apa.”kataku sambil berusaha menenangkan diri.
“Aku hanya ingin
keluar saja, berfikir apa yang akan aku lakukan untuk mengisi acara itu.”
Lanjutku sambil keluar. Sejujurnya aku ingin bertemu Pierre untuk bertukar
pikiran dengannya. Entahlah, hanya dia yang bisa aku ajak ‘face 2 face’
akhir-akhir ini.
Aku mengetuk
kamar Pierre yang juga kamar Nigel itu. Dan…..
“Hillary?”Nigel
lah yang membukanya, “Sedang apa kau..”
“Pierre, mana
Pierre?”tanyaku memutus kata Nigel. Perasaan jengkel itu tentu saja masih ada,
namun aku berusaha untuk tenang.
“Ada apa,
Hill?”tanya Pierre setelah Nigel memanggilkannya.
“Aku ingin
berbicara sebentar, mungkin ke taman?”ajakku yang sekaligus bertanya. Pierre
hanya mengangguk dan kami menuju ke taman.
“Aku dengar kau
juga ikut mengisi acara tahun ajaran baru, ya?”tanya Pierre saat berada di
perjalanan.
“Iya, karena
itulah aku memanggilmu. Aku hanya ingin meminta pendapatmu. Aku tidak tahu apa
yang harus aku lakukan untuk mengisi nya,”jawabku.
“Bagaimana jika
kau bernyanyi. Suaramu kan bagus juga!”serunya.
“Emmm… boleh
juga sih. Tapi, aku benar-benar tidak ingin meniru Caroline dan Nigel yang akan
berduet untuk besok.”
“Oh,
itu!”jawabnya sambil sedikit tertawa.
“Ada
apa?”tanyaku penasaran.
“Maksudku, jadi
kamu tidak ingin menirunya. Benar, kan?”
“Iya, benar
sekali. Jadi, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan.”kataku lagi
sambil duduk di suatu bangku di taman. Omong-omong, kami sudah sampai di taman.
Pierre pun juga ikut duduk, tentu saja di bangku yang sama.
“Jadilah dirimu
sendiri, Hill! Lakukan apa yang hatimu katakan!”katanya santai.
“Oke, sejujurnya
aku ingin menyanyi, sambil bermain piano,”jawabku. Aku memang hobi menyanyi dan
bermain piano. Musik seperti bagian dalam hidupku sejujurnya. Namun, aku belum
pernah menunjukkan kemampuanku itu kepada orang lain. Entahlah, darimana Pierre
tahu jika aku bisa menyanyi?
“Kau bisa
bermain piano juga rupanya!”kata Pierre takjub. Aku hanya tertawa, tertawa
biasa. Kabar Caroline akan berduet dengan Nigel tadi tentu saja masih sangat
menggangguku. Jadi, bisa dikatakan mood ku sedang tidak baik.
“Kalau kamu mau
latihan, latihan saja di studio asrama. Biasanya aku juga latihan disana
kok,”katanya. Jujur saja, aku sangat tertarik dengan hal itu. Di SMP ku dulu,
aku sering mengiringi dengan piano untuk acara-acara sekolah. Jadi,
sekarang aku ingin menunjukkan keterampilanku juga.
“Menarik
rupanya! Aku sangat ingin sekali!”kataku sangat bersemangat. Moodku sejenak
berubah dan sangat tertarik untuk mengisi acara pembukaan tahun ajaran baru
itu.
“Oke,
kamu bisa latihan, kok! Tapi, kamu ijin dulu sama Mr. Louis. Karena, hampir
setiap saat studio itu dipakai,”jelas Pierre. Aku hanya mengangguk-angguk saja.
“Jadi,
kapan aku bisa latihan? Bukannya kau juga ingin latihan?”tanyaku.
“Kalau
aku sih rencananya besok sore, sepulang sekolah tepatnya,”jawabnya,”Oh, mungkin
kau bisa latihan bersama denganku!”lanjutnya.
“Em…
aku setuju dengan itu! Aku mau!”kataku bersemangat.
“Oke,
nanti malam pilihlah lagunya. Waktu untuk latihan di studio Cuma 2,5 jam.
Jangan sia-siakan waktu itu!” kata Pierre.
“Itu
mudah lah!”kataku tersenyum, “Omong-omong, ini sudah sore. Katanya, kita akan
diberi tugas. Kita kembali ke asrama saja dulu.” Ajakku.
“Oke,
bolehlah!” jawabnya. Kami pun kembali ke asrama kami dan mempersiapkan diri
untuk tugas misterius yang akan kami kerjakan nanti.
***
Untuk kali ini lanjutannya panjang banget ya?
Hahaha untuk ngobatin kangennya kalian sama Unexpected Love :3
Oke, jadi itu dulu ya.
See ya on the next post! :D
Comments
Post a Comment