Apa Artinya?

Sudah lama aku tak membuat tulisan tentangmu lagi.
Ada apa?
Apa aku melupakanmu?

Tentu saja tidak.
Bagaimana bisa aku melupakan sosokmu begitu saja, justru akhir-akhir ini sosokmulah yang terus mengganggu dan mengusik kenyamananku denganmu.

Aneh, satu kata yang tepat untukmu.

Hari setelah acara itu, segalanya seperti berubah begitu saja.
Entah apa yang merasuki pikiranmu tiba-tiba itu, sehingga tak banyak yang dapat kutebak dari semua tanda kutip yang kamu buat.
Kamu berubah seratus-delapan-puluh-derajat daripada biasanya.
Kamu menjadi sosok yang baik, sangat baik malah.

Setelah aku bertanya "Apa kamu sedang marah denganku?"
Kamu menjawabnya dengan tegas,"Tidak. Tentu saja tidak. Kamu adalah teman yang sangat baik."
Karena pesan singkat itulah kamu berubah begitu baik denganku.
Hal-hal yang selama ini kurindukan kini muncul kembali.

Rupanya, sosokmu bagiku tetap saja tidak berubah, walau tentu saja pasti banyak perubahan antara kita sekarang.
Kamu masih saja menggunakan kata-katamu yang kurang bisa kucerna dengan baik.

Hari dimana kita kembali berbicara, setelah satu tahun lamanya, waktu yang cukup lama juga.
Hal-hal yang tak terlalu penting yang kau bicarakan saat itu, hanya beberapa kata yang tak terlalu bermakna. Bahkan orang akan menganggap itu adalah pertanyaan yang paling bodoh.
Hahah! Iya, terlalu tolol memang.

Namun, karena itulah, aku tersenyum seharian karena alasan yang tak terlalu wajar.
Ya, disaat aku membayangkan percakapan singkat itu, sebuah senyum kecil terukir di bibirku.
Entahlah kau anggap hal itu adalah suatu pertanda, atau hanyalah hal-hal konyol yang memang sudah jarang, bahkan tak pernah kau lakukan di kurun waktu satu tahun ini.

Konyol! Ya, konyol!
Di saat kamu sekarang menjadi selalu membalas pesan singkatku dengan jawaban-jawaban yang tak terlalu bisa kumengerti dengan mudahnya. Butuh beberapa hari untuk mengerti apa artinya.
Di saat kita kembali dengan kenangan-kenangan dulu yang sudah lama tak terulang, masa-masa dimana kamu dan aku masih seperti anjing dan kucing, bertengkar karena alasan yang tak terlalu jelas.
Di saat kamu menganggapku 'ada' lagi, setelah satu tahun kamu tak pernah menganggapku terlihat di hadapanmu.
Di saat aku selalu menulis tentang hal yang sama di buku harianku, hal yang bahkan orang tak boleh membacanya, kecuali diriku.
Di saat namamu, hal yang sangat sensitif itu, tiba-tiba saja tersebut dalam ujubku denganNya di malam hari.
Di saat semua tingkah konyolku, yang dulu kuusahakan supaya kita bisa kembali seperti dulu lagi, teman yang sangat baik, usaha-usahaku supaya aku bisa terlihat bagimu, terngiang dalam pikiranku begitu saja. Dan yang ada hanyalah tawaan kecil yang menghinggapi pikiranku.

Namun, apalah, yang buatmu akhir-akhir ini juga berubah secepat itu.
Berubah, maksudku menjadi sama saja dengan dulu.
Seakan-akan semua kenangan-kenangan manis yang membuat sebuah senyum tersungging di bibirku itu hilang begitu saja.

Mungkin, tidak hilang seluruhnya, tapi hilang, ya ada beberapa bagian yang akhir-akhir ini menghilang begitu saja darimu.
Kamu berubah sama seperti yang dulu lagi.
Menganggapku tidak ada.
Tak pernah menganggap semua pesan singkatku berarti untukmu.
Tak juga kembali dengan semua kata-kata yang tak terlalu bisa kujelaskan kembali, lagi.

Entah, apa aku yang terlalu berlebihan, atau memang semua itu benar-benar hilang begitu saja darimu.
Tentu saja, aku tak ingin semua hal yang sudah begitu membaik,
Semua hal yang sudah begitu indah,
Semua hal yang telah buatku tersenyum,
Semua kenangan manis yang tak bisa kulupakan,
Hilang begitu saja, tanpa ada alasan yang jelas.

Maaf teman, entah, apa benar 'teman' adalah kata yang tepat untuk menganggap hubungan kita selama ini.
Maksudku, apa benar kamu menganggapku teman atau bukan.

Intinya, aku tidak tahu apa yang terjadi dan yang kamu rasakan, teman.
Namun, aku tentu tidak ingin semua hal buruk yang telah kubayangkan ini terjadi padamu.

Ya teman, benar, kau adalah temanku..
Aku benar-benar dibuat bingung oleh semua ini.

Konyol!
Tak mungkin kau membaca tulisanku ini, kan?

You know I’ll be your life, your voice
Your reason to be, my love, my heart
Is breathing for this moment in time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

Comments

Popular posts from this blog

A Thing About Yogyakarta, 2024

Elixir: [Track 6] Used to Me

Elixir : [Track 5] Yesterday Once More