You Give Me Chances, and I Let You Down.

Sudah bosankah kalian dengan segala hal yang kutulis disini?
Aku harap tidak. Hanya ini yang bisa kupakai untuk mencurahkan seluruhnya.

Apa aku telah buat kalian tidak nyaman?
Aku harap tidak, karena hanya kalian yang mungkin bisa mengerti rasanya.


***

Minggu, 8 September 2013
"Apa kau marah denganku?"
Pertanyaan konyol namun kau menjawabnya. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?
"Enggak, kau masih menjadi teman yang baik bagiku :)"
Kau berubah? Mungkin iya, tapi kau masih sama saja, sama seperti dulu :'D
 "Apa aku berubah?"
 "Tidak, kau masih sama. Kamu baik, baik sekali."
Syukurlah, aku masih jadi temanmu.
Iya, perlakuanmu dalam kurun waktu satu tahun ini telah membunuhku pelan-pelan.
"Kita.. teman kan?"
"Iya.."

***

Jumat, 13 September 2013
Aku keluar kelas dengan nada sendu. Dua tas dan laptop ini sungguh berat.
Aku harus pulang sore hari ini, terlalu banyak tugas. 
Kuletakkan tasku dipinggir kelas. 
Hari ini, latihan untuk tugas Budi Pekerti. Sungguh, menyiksa juga.
Kamu, tiba-tiba saja muncul di dekatku sedang berbicara dengan teman-temanku. 
Entah, masalah futsal, mungkin. Asal tau saja, aku jadi ingat saat dulu aku sering bermain futsal denganmu pula.
Aku memanggil temanku yang sedang berbicara denganmu kala itu. 
"Ayo latihan, keburu sore."
Kamu saat itu pasti melihatku yang bertingkah konyol seperti itu. Ya, aku tahu, aku memang konyol.
"Tugas apa, sih, Lin?"
Kamu, bertanya kepadaku? 
"BKBP,"jawabku singkat. 
 "Oh.."
Setelah satu tahun. Kamu mengajakku berbicara? Sebuah keajaiban! 
Oke, baru saja aku menyadari bahwa aku terlalu malu saat itu, bagaimana bisa aku menjawab itu dengan sangat singkat? 
Bodoh, sekali!

***

Sabtu, 14 September 2013
Malam sepi, malam minggu yang membosankan.
Konyol hanya untuk menunggumu memberi pesan singkat kepadaku terlebih dahulu.
Iya, memang tidak masuk akal, tapi...
Sudahlah, biar aku yang mengirimnya dahulu.
....
Kau menjawabnya?
...
Haha! Sangat konyol! Kita masih sama seperti dulu!
...
Kau menggunakan semua hal itu lagi! Aku rindu saat-saat itu!
...
Kau membalasnya terus hingga pukul dua-belas-malam?
...
Kau masih saja sama seperti dahulu? Ternyata kamu tidak berubah!
...
Aku tertidur? Tidak... Aku tak ingin percakapan ini berakhir begitu saja :'

***

Sabtu, 21 September 2013
Besok ada pertandingan penting yang harus kita tonton!
Iya, Manchester United vs Manchester City.
Penting, ini laga yang selalu kita tunggu di setiap musim, bukan? 
Pagi ini, aku harus memberitahu mu!
Ya, aku akan mencoba memberanikan diri.
...
Sekarang, jarak kita hanya beberapa centi saja.
Maukah kau membalas pernyataanku nantinya?
Aku harap iya...
Tidak, aku terlalu malu.
Tidak, waktunya sudah hilang. Aku pergi, kamu menghilang. 
Hanya bisa kecewa tidak bisa mengajakmu berbicara? Tentu saja.

Aku mengirimkanmu pesan singkat tentang hal yang sama.
"Iya. Jam berapa? Disiarin dimana?"
Huh! Tahu begitu, harusnya aku mengajakmu berbicara tadi pagi.
Kita bisa saling berbicara kan? Penyesalan datangnya di akhir...

Senin, 23 September 2013
Hasil skor laga itu?
4-1, Manchester United, tim yang kita banggakan selama ini, kalah telak!
Ingin menghapus kekecewaanku tidak memberi tahumu Sabtu lalu, aku ingin mengabarkanmu berita ini.
Iya, berita yang sekiranya kamu sudah tahu, namun, ya, intinya, aku hanya ingin berbicara padamu.
Aku ingin kamu tahu, seberapa besar aku ingin berbicara kepadamu.
...
Tidak! Kenapa kejadian itu terulang kembali?
Aku terlalu takut untuk ini? Menyedihkan sekali!
Kecewa? Ya, tentu saja!

Kamis, 26 September 2013
Kemarin malam, aku telah mengirimkan pesan untukmu.
"Aku pinjam handoutmu, ya!"
"Iya. Tapi ini belum dibagi, belum sempat di fotocopy."
"Oke, besok kalo udah dibagi aku pinjem ya, mau aku fotocopy."
"Oke."
Dan, benar saja..
Di depan perpustakaan..
"Lin, itu handoutnya udah dibagi. Jadi pinjam, kan?"
"Oh, iya. Ntar aku fotocopy."
"Oke, nanti aku kasihin."
"Makasih, ya!"
Kau mengajakku berbicara, lagi!
Saat itu, sungguh konyol di saat aku bersikap pura-pura tak kenal denganku, tapi akhirnya kau memecahkan suasana juga. 
Kau mau mengajakku berbicara lagi kala itu, walaupun dengan teman-temanmu. Jujur saja, kalau aku jadi kamu, aku mungkin sudah malu setengah mati!
Saat pulang sekolah, aku menunggu di depan kelasku, menunggumu untuk keluar.
Karena 2 alasan tepatnya; meminta handout yang telah kau janjikan dan juga ingin berbicara denganmu.
Benar saja...
Kamu tiba-tiba memanggilku saat aku sedang termenung di depan kelasku.
"Lin!"
"Oh, iya.."
"Ini handoutnya, bener ini?" katamu sambil menunjukkan handout itu halaman demi halaman. Kamu begitu ramah saat itu. Suaramu berbeda dari dulu, sedikit lebih berat. Baru kali ini aku mendengarmu bersuara sebegitu jelas,"jadi, yang ini, kan?"
"Iya. Aku pinjam dulu boleh?"
"Iya. Pinjem aja dulu gakpapa."
"Ini aku bawa pulang dulu, ya. Nanti aku fotocopy."
"Iyadeh. Enggak apa-apa."
"Oke, makasih, ya."
"Iya, sama-sama."
...
Setelah satu tahun, baru kali ini kamu mengajakku berbicara selama ini dan begitu ramah.
Kamu begitu baik dan selalu kamu yang memulai berbicara duluan - entah itu karena terpaksa atau karena apa.
Kamu yang sebenarnya, benar-benar berbeda daripada kamu di pesan singkatmu. Kamu lebih baik.
Jujur saja, aku masih takut untuk mengajakmu berbicara dahulu.
Dan juga, terima kasih kamu mau memulai percakapan kita. 
Kalau kau ingin tahu, jujur saja, aku ingin sekali berbicara kepadamu, hanya saja... aku belum punya nyali untuk memulainya.

Jumat, 27 September 2013
Hari ini, aku akan memberikan handout yang kau berikan kemarin.
Semalam, aku tak bisa berhenti tersenyum atas semua kejadian kemarin.
Konyol? Idiot? memang, namun bagaimana lagi? Memang begitu kenyataannya.
Pagi ini rencanaku hanyalah memberitahumu bahwa aku akan mengembalikan handout itu.
...
Sama saja seperti hari-hari sebelumnya, semua itu termakan oleh ketakutan dan kecanggunganku denganmu.
Menyesal? Tentu saja! Semua sudah kurencanakan dengan begitu baik, namun lagi-lagi ketakutan merusak segalanya. 
Nanti saat istirahat, aku akan mengembalikannya. 
Jangan khawatirkan handoutmu, teman!
...
Kemana saja kau?
Kamu menghilang? 
Kamu benar-benar tidak tampak, aku berusaha mencarimu untuk mengembalikan handoutmu ini.
Hey? kemana?
Sepanjang istirahat hingga pulang sekolah, aku benar-benar tidak melihatmu!
...
Aku tidak dapat mengembalikan handout ini karena kamu menghilang.
Maafkan aku!
Coba saja pagi tadi aku memberikannya kepadamu!
Sekali lagi maaf!

***

I try my best to behave
And I can't help feelin' this way
It's not my fault so don't blame me
'Cause love makes me
And is it some kind of fiction?
Or the sweetest addiction?
So what if I'm crazy
'Cause love makes me do it


Comments

Popular posts from this blog

A Thing About Yogyakarta, 2024

Elixir: [Track 6] Used to Me

Elixir : [Track 5] Yesterday Once More