Menunggu
Menunggu?
Hal yang menyebalkan?
Tidak juga. Hanya saja sedikit.. membosankan.
Bukan, pernyataan bahwa cewek harus selalu menunggu itu benar-benar salah.
Tidak, aku tidak sedang menunggu seseorang.
Bukan, aku bukannya penakut. Sungguh..
Namun, ya, mungkin aku belum terlalu punya nyali hanya untuk sekedar berbicara tentang omong kosong denganmu.
Padahal, kau begitu dekat denganku sekarang, walaupun masih terhalang 'jarak' yang telah tidak otomatis kita temukan.
Kecanggungan, ketakutan itu selalu membuatku mengurungkan niat hanya untuk sekedar bisa berbicara denganmu.
Konyol? Iya.
Kamu berani? Benar sekali.
Entahlah, kecanggungan ini memang berawal karena hubungan kita yang agak menjauh ini.
Kita teman, aku tahu itu.
Namun selalu saja ada yang membuat kita menjadi berjarak.
Jujur saja, aku amat membenci hal-hal yang telah membuat kita jauh seperti ini.
Aku juga membenci hal-hal yang telah buat setiap percakapan kita menjadi canggung.
Tahukah kamu?
Kalau boleh memilih, masa-masa seperti dulu rasanya ingin kuulangi kembali.
Ya, di saat kita begitu dekat, disaat kita masih bertahan dengan segala candaan konyol yang masih saja kuingat sampai sekarang.
Di saat kamu selalu memberiku banyak ide, banyak info, dan juga di saat kita hampir selalu bersama.
Tidak ada jarak.
Tidak ada kecanggungan.
Tidak ada balasan miris dari pesan singkat.
Tidak ada ketakutan.
Teman, ya, kau sosok paling berani.
Kamu mulai mengajakku berbicara hari itu.
Aku terlalu gugup, aku menyianyiakannya.
Aku berlebihan? Ya, sangat berlebihan.
Aku penakut? Terlalu penakut hanya untuk menjalankan misi konyol seperti itu.
Aku penyebab kecanggungan ini?
Teman, aku sudah menyadari. Ya, sungguh, aku yang membuat ini semua terasa canggung.
Aku terlalu penakut.
Aku terlalu banyak menunggu.
Aku sering menganggapmu tak peduli denganku.
Aku sangat berlebihan.
Aku malah berusaha menjauhkan diri darimu.
Aku hanya bisa menyesal karena terlalu takut.
Aku hanya pura-pura untuk tak pernah peduli denganmu.
Aku hanya bisa berteriak dalam diam.
Teman, kalau boleh, apakah semua kejadian itu bisa terulang lagi?
Aku hanya bosan untuk bisa tersenyum atas semua kejadian yang telah berlalu.
Aku juga sangat bosan untuk hanya bisa menyesal karena telah bisa menyia-nyiakan semua kesempatan yang jelas-jelas ada di depan mata.
Aku hanya bisa tersenyum saat mengingat kita, ya kita semua yang dulu. Yang belum berubah dan se canggung ini.
Aku juga benci hanya bisa melihatmu dari kejauhan dan terlihat seperti orang konyol.
Aku juga benci atas semua kecanggungan kita.
Dan benci akan semua kenangan itu, kenapa itu tak bisa terulang kembali?
Aku mengerti, teman.
Aku yang membuat diriku sendiri menunggu.
Bukannya menyedihkan, hanya saja sangat membosankan.
Hari ini, sangat menyenangkan teman.
Terima kasih kamu masih tetap menjadi teman baikku.
Aku hanya harus bisa memberanikan diri untuk menghilangkan semua kecanggungan itu teman.
Terima kasih atas semuanya, teman baikku :'D
Hal yang menyebalkan?
Tidak juga. Hanya saja sedikit.. membosankan.
Bukan, pernyataan bahwa cewek harus selalu menunggu itu benar-benar salah.
Tidak, aku tidak sedang menunggu seseorang.
Bukan, aku bukannya penakut. Sungguh..
Namun, ya, mungkin aku belum terlalu punya nyali hanya untuk sekedar berbicara tentang omong kosong denganmu.
Padahal, kau begitu dekat denganku sekarang, walaupun masih terhalang 'jarak' yang telah tidak otomatis kita temukan.
Kecanggungan, ketakutan itu selalu membuatku mengurungkan niat hanya untuk sekedar bisa berbicara denganmu.
Konyol? Iya.
Kamu berani? Benar sekali.
Entahlah, kecanggungan ini memang berawal karena hubungan kita yang agak menjauh ini.
Kita teman, aku tahu itu.
Namun selalu saja ada yang membuat kita menjadi berjarak.
Jujur saja, aku amat membenci hal-hal yang telah membuat kita jauh seperti ini.
Aku juga membenci hal-hal yang telah buat setiap percakapan kita menjadi canggung.
Tahukah kamu?
Kalau boleh memilih, masa-masa seperti dulu rasanya ingin kuulangi kembali.
Ya, di saat kita begitu dekat, disaat kita masih bertahan dengan segala candaan konyol yang masih saja kuingat sampai sekarang.
Di saat kamu selalu memberiku banyak ide, banyak info, dan juga di saat kita hampir selalu bersama.
Tidak ada jarak.
Tidak ada kecanggungan.
Tidak ada balasan miris dari pesan singkat.
Tidak ada ketakutan.
Teman, ya, kau sosok paling berani.
Kamu mulai mengajakku berbicara hari itu.
Aku terlalu gugup, aku menyianyiakannya.
Aku berlebihan? Ya, sangat berlebihan.
Aku penakut? Terlalu penakut hanya untuk menjalankan misi konyol seperti itu.
Aku penyebab kecanggungan ini?
Teman, aku sudah menyadari. Ya, sungguh, aku yang membuat ini semua terasa canggung.
Aku terlalu penakut.
Aku terlalu banyak menunggu.
Aku sering menganggapmu tak peduli denganku.
Aku sangat berlebihan.
Aku malah berusaha menjauhkan diri darimu.
Aku hanya bisa menyesal karena terlalu takut.
Aku hanya pura-pura untuk tak pernah peduli denganmu.
Aku hanya bisa berteriak dalam diam.
Teman, kalau boleh, apakah semua kejadian itu bisa terulang lagi?
Aku hanya bosan untuk bisa tersenyum atas semua kejadian yang telah berlalu.
Aku juga sangat bosan untuk hanya bisa menyesal karena telah bisa menyia-nyiakan semua kesempatan yang jelas-jelas ada di depan mata.
Aku hanya bisa tersenyum saat mengingat kita, ya kita semua yang dulu. Yang belum berubah dan se canggung ini.
Aku juga benci hanya bisa melihatmu dari kejauhan dan terlihat seperti orang konyol.
Aku juga benci atas semua kecanggungan kita.
Dan benci akan semua kenangan itu, kenapa itu tak bisa terulang kembali?
Aku mengerti, teman.
Aku yang membuat diriku sendiri menunggu.
Bukannya menyedihkan, hanya saja sangat membosankan.
Hari ini, sangat menyenangkan teman.
Terima kasih kamu masih tetap menjadi teman baikku.
Aku hanya harus bisa memberanikan diri untuk menghilangkan semua kecanggungan itu teman.
Terima kasih atas semuanya, teman baikku :'D
Comments
Post a Comment