Kesalahan Pesan Singkat
Bukan siapa-siapa memang suatu status yang dianggap paling absurd dan aneh. Kalaupun aku sudah menjadi siapa-siapamu, ya, sayangnya tak mungkin, kamu kan sudah punya siapa-siapa yang lain.
Hari itu langit cerah, pertanda baik bagi kita semua.
Aku belum pernah sebahagia ini sebelumnya. Awan menyambutku dengan sangat meriah dan angin menghembuskan udara yang tak kunjung usai.
Bagaimana tidak? Pesan singkatku tadi malam akhirnya kau jawab juga!
Tak biasa kamu mengirimkan balasan dari pesan singkat yang begitu panjang:
Hai! Aku baik-baik saja. Semoga harimu menyenangkan.
Hari ini ada tugas matematika dan fisika.
Maaf baru balas.
Di sisi kelas aku melihatmu dengan penuh senyum dan tawa. Tak biasanya kamu seriang ini.
Biasanya aku memandangimu dari pojok kelas dengan penuh harapan, berharoa supaya kejadian beberapa tahun lalu bisa terulang lagi. Sayang, yang namanya waktu sudah tidak bisa diulang kembali, kamu terlanjur mengerti bahwa ada sesuatu yang membatasi kita berdua, maksudku hanya kamu yang menganggapnya aneh, sedangkan aku menganggapnya dengan penuh senyum.
Aku senang jika akulah yang buatmu senang hari ini, ya, aku sudah biasa tersenyum sendiri karena balasan pesan singkatmu. Huh! Aku juga benci keanehan-keanehan orang-orang yang sedang jatuh cinta, dan aku terpaksa harus mengikutinya. Padahal, aku kan tidak sedang jatuh cinta, aku cuma sayang dengan seseorang, hanya itu.
Tadi pagi, aku membalas balasan pesan singkatmu itu:
Oh, terima kasih, ya.
Semoga harimu menyenangkan. Tuhan Memberkati O:)
Entaah, apa mungkin kamu tersenyum bahagia karena aku telah membalas pesan singkatmu itu? Kalau aku, sih sudah terbiasa melonjak jika kamu membalas pesan singkatku itu.
Sampai ada kabar yang sempat buatku sesak beberapa saat, entah beberapa saat atau memang masih bisa kurasakan hingga saat ini :
Cieeeeeee.... yang udah jadian cieeeee.... selamat ya!!!
Seisi kelas meneriakkan pernyataan yang buatku gila itu.
Bagaimana tidak gila?
Kamu, iya kamu. Yang sudah aku sayang selama bertahun-tahun ini justru hilang begitu saja dari dekapanku.
Kamu, telah menjadi milik orang.
Aku, memang pendiam di kelas.
Aku suka memendam perasaan, aku belum pernah ceritakan ini sebelumnya.
Aku hanya menjadi sedikit sewot setelah itu, mungkin kamu melihatku juga berubah menjadi begitu.
Teman-teman tidak pernah tahu apa yang aku rasakan, entah cuma mereka atau mungkin kamu juga.
Huh, ternyata benar. Kamu sudah jadi milik orang lain yang lebih kamu sayang.
Pesan singkat, bukan berarti menjadi patokan bahwa kamu suka padaku.
Membalas pesan singkatku saja kala waktu, mau minta kamu suka padaku.
Humm.. terlalu banyak berangan memang.
Jadi, kamu udah jadian ya?
Iya
Cieee.. sama siapa? Selamat ya! :)
Makasih.
Herannya, masih saja seperti itu. Humm~~
Hari itu langit cerah, pertanda baik bagi kita semua.
Aku belum pernah sebahagia ini sebelumnya. Awan menyambutku dengan sangat meriah dan angin menghembuskan udara yang tak kunjung usai.
Bagaimana tidak? Pesan singkatku tadi malam akhirnya kau jawab juga!
Tak biasa kamu mengirimkan balasan dari pesan singkat yang begitu panjang:
Hai! Aku baik-baik saja. Semoga harimu menyenangkan.
Hari ini ada tugas matematika dan fisika.
Maaf baru balas.
Di sisi kelas aku melihatmu dengan penuh senyum dan tawa. Tak biasanya kamu seriang ini.
Biasanya aku memandangimu dari pojok kelas dengan penuh harapan, berharoa supaya kejadian beberapa tahun lalu bisa terulang lagi. Sayang, yang namanya waktu sudah tidak bisa diulang kembali, kamu terlanjur mengerti bahwa ada sesuatu yang membatasi kita berdua, maksudku hanya kamu yang menganggapnya aneh, sedangkan aku menganggapnya dengan penuh senyum.
Aku senang jika akulah yang buatmu senang hari ini, ya, aku sudah biasa tersenyum sendiri karena balasan pesan singkatmu. Huh! Aku juga benci keanehan-keanehan orang-orang yang sedang jatuh cinta, dan aku terpaksa harus mengikutinya. Padahal, aku kan tidak sedang jatuh cinta, aku cuma sayang dengan seseorang, hanya itu.
Tadi pagi, aku membalas balasan pesan singkatmu itu:
Oh, terima kasih, ya.
Semoga harimu menyenangkan. Tuhan Memberkati O:)
Entaah, apa mungkin kamu tersenyum bahagia karena aku telah membalas pesan singkatmu itu? Kalau aku, sih sudah terbiasa melonjak jika kamu membalas pesan singkatku itu.
Sampai ada kabar yang sempat buatku sesak beberapa saat, entah beberapa saat atau memang masih bisa kurasakan hingga saat ini :
Cieeeeeee.... yang udah jadian cieeeee.... selamat ya!!!
Seisi kelas meneriakkan pernyataan yang buatku gila itu.
Bagaimana tidak gila?
Kamu, iya kamu. Yang sudah aku sayang selama bertahun-tahun ini justru hilang begitu saja dari dekapanku.
Kamu, telah menjadi milik orang.
Aku, memang pendiam di kelas.
Aku suka memendam perasaan, aku belum pernah ceritakan ini sebelumnya.
Aku hanya menjadi sedikit sewot setelah itu, mungkin kamu melihatku juga berubah menjadi begitu.
Teman-teman tidak pernah tahu apa yang aku rasakan, entah cuma mereka atau mungkin kamu juga.
Huh, ternyata benar. Kamu sudah jadi milik orang lain yang lebih kamu sayang.
Pesan singkat, bukan berarti menjadi patokan bahwa kamu suka padaku.
Membalas pesan singkatku saja kala waktu, mau minta kamu suka padaku.
Humm.. terlalu banyak berangan memang.
Jadi, kamu udah jadian ya?
Iya
Cieee.. sama siapa? Selamat ya! :)
Makasih.
Herannya, masih saja seperti itu. Humm~~
Comments
Post a Comment