Tahu Diri

Jari-jari ini tiba-tiba kelu sendiri setelah memencet tuts-tuts piano memainkan lagu yang bergenre galau.
Bukan tipe yang galauers, tapi memang kenyataannya lagu galau itu enak didengerin kok.

Berhenti sejenak dari lagu yang dari tadi chord-chord nya kumainkan berulang-ulang kali.
Iya, Maudy Ayunda, Tahu Diri.
Cukup tahu diri saja, lagu itu memang galau, sekali.

Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini

Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Bye selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa

Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
Berkali-kali ku telah berjanji menyerah

Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah.. lagi



Sudah aku bilang kan, aku bukan tipe penggalau.
Aku suka lagu ini karena, musik dan liriknya bagus. Itu saja..

Entah kenapa tiba-tiba aku teringat sosokmu lagi
Ya, sosok yang memang tak menentu

Apa yang bisa kulakukan sekarang ini adalah hanya membaca pikiranmu lewat pesan singkat yang sering kuberikan.

Salahkah aku kalau aku mengirim pesan singkat kepadamu? Ingat kan kalau kita adalah teman?

Setiap pesan singkat yang kuberikan kepadamu bukan berisi tentang perhatian-perhatian bodoh orang yang sedang jatuh cinta. Cukup tahu diri saja, itu amat menjijikkan.

Sudah makan belom?
Sudah ngerjain PR belom?
Selamat malam ya. Mimpi indah..

Aku mengirimkan pesan singkat yang berisi tentang kenyataan hidup yang kurasakan. Aku bertanya tentang bahan ulangan apa yang menjadi bahan tes besok.
Aku juga berusaha sebisa mungkin mengembalikan situasi kenyamanan kita saat dulu, yang sudah tak pernah kita temukan akhir-akhir ini.
Mengajakmu bercanda, memulai ejekan-ejekan lama itu, dan membahas masalah pertandingan olahraga favorit kita.

Kamu sadar bagaimana reaksimu?
Terkadang semuanya seperti :
Ulangannya gampang kok, enggak susah. Yang keluar materinya tentang flora fauna, hewan-hewan asiatis, australis itu keluar semua. Pergerakan matahari juga keluar.

Emang kamu tahu darimana kabar itu? Enggak tauuukkk

Enggak kok hatiku nggak diambil sama dia. Buktinya, hatiku masih disini. Serius deh..

Apa iya? Aku udah lama gak update bola nih..

Tapi, terkadang semua itu hilang dan lenyap begitu saja seperti:
Ga..

Iy..

Gtw tuh

Atau bahkan yang lebih parah, kamu hanya sekedar membaca pesan singkatku saja. Tidak kauperhatikan sama sekali.

Apa kamu tidak sadar ada yang berubah dengan pertemanan kita selama ini? Apa yang buat kamu begitu berubah?

Aku sering merefleksikan diri untuk bertanya, apa ini sepenuhnya salahku, yang telah membiarkan semua ini keluar begitu saja.

Aku berusaha sebisa mungkin untuk tahu diri. Dan berusaha sebisa mungkin untuk melupakan hal-hal yang membuat pertemanan kita menjadi jauh, dan ya, rusak.

Tapi, tak bisakah kamu juga tahu diri, atas apa yang kamu perbuat itu?

Apa sebenarnya kamu justru senang disaat pertemanan kita jadi jauh begini, dan kamulah yang mengawalinya?
Apa sebenarnya yang kamu dapatkan ketika kamu berusaha sebisa mungkin untuk menganggapku tidak ada lagi?
Apa yang sebenarnya yang membuatmu menjadi berubah? Aku?
Tak tahukah kamu jika aku selama ini telah mencoba, mencoba mengembalikan semuanya yang dengan sengaja kamu hilangkan begitu saja?
Apa juga yang buatmu terkadang menjadi sosok yang masih sama menyenangkannya seperti dulu dan juga terkadang menjatuhkan pandanganku yang begitu baik terhadapmu begitu saja?
Apa kamu tidak mengerti rasanya jadi aku?

Aku yakin, semua pertanyaan itu akan melayang seiring hempasan angin begitu saja.

Tapi, aku merindukan semua itu. Aku rindu, aku ingin balik ke masa yang dulu.
Aku ingin kamu tahu diri.

Aku mencoba tenang, mengendalikan semua emosiku dan menancapkan jari-jariku pada tuts-tuts piano lagi. Ya, menyanyikan lagu yang sama. Yang sekiranya rupanya benar, bukan cuma lagu galau yang bisa dijadikan sebuah alasan untuk menangis. Lagu ini lebih baik kamu renungkan, iya benar.

Dan, upayaku tahu diri tak selamanya berhasil.
Pabila kau muncul terus begini, tanpa pernah kita bisa bersama.
Pergilah, menghilang sajalah... lagi..




Comments

Popular posts from this blog

A Thing About Yogyakarta, 2024

Elixir: [Track 6] Used to Me

Elixir : [Track 5] Yesterday Once More